ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Topik : 

Watukosek 22, Home Industri Konveksi Anak NTT

Avatar photo
Reporter : JeOtEditor: ADMIN
  • Bagikan

KUPANG,flobamorata.com- Masyarakat NTT patut berbangga. Saat ini di Kota Kupang, Provinsi NTT, sudah ada home industri konveksi dengan kualitas nasional. Watukosek 22, itulah nama home industri tersebut. Dikelolah langsung anak asli NTT, ada asa besar agar 10 tahun lagi Watukosek 22 menjadi industry Garmen kebanggaan rakyat NTT.

Perjalanan seorang pengusaha sukses selalu dipenuhi lika liku yang menguji kesabaran dan kekuatan, terlebih para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini yang dilalui Bunafasia Kolo, wanita kelahiran Belu, yang kini sukses menjadi Direktur TK. Watukosek 22, yang berlokasi di wilayah Oebobo, Kota Kupang, NTT.

ads

Usaha yang dirintis Bunafasia sejak tahun 2014 ini, awalnya hanya sebuah toko kecil untuk menjual atribut seperti bordiran, dan semua bahannya masih di inpor dari luar NTT.

Baca Juga :  Expor NTT Ibarat Kerbau Punya Susu Sapi Punya Nama

“Awalnya tidak ada mesin jahit. Hanya toko untuk menjual atribut seperti bordiran. Tetapi semua bahanya masih diambil dari luar,” ujar Bunifasia Kolo kepada wartawan, Rabu 24 Agustus 2022.

Tahun 2018, Bunafasia kemudian berpikir untuk membuka toko konveksi, dengan modal seadanya, berkat hasil tabungan yang dimiliki dari usaha awal penjualan atribut.

Baca Juga :  Warga Kakaniuk Terima Rastra

“Dari situ saya mulai punya pemikiran untuk membuka toko konveksi sendiri, dan semua seragam bisa kami produksi dengan hasil dan kualitas yang bagus disini,” jelasnya.

Ia menjelaskan, bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan seragam menggunakan kain yang berkualitas tinggi, seperti kain jenis woll dan super woll.

Usaha Watukosek yang dirintis Bunifasia Kolo kini sudah berada pada titik tumbuh yang pesat, dengan omzet mencapai ratusan juta rupiah perbualan.

Bahkan, kini Bunafasia sudah merekrut 43 orang karyawan untuk dipekerjakan. Di Watukosek, Semua jenis pakian bisa diproduksi. Mulai jas DPRD, bupati, seragam kepala desa, linmas, dan lain sebagainya, dengan harga bervariasi.

Baca Juga :  Tahun 2019 Ekonomi Nusa Tenggara Timur tumbuh 5,20 persen

“Sekarang omzet perbulan bisa ratusan juta. Semoga Watukosek ini semakin maju, dan bisa memproduksi pakian diatas 1000 pcs per hari, dengan mesin bordir 24 kepala yang akan kami datangkan,” ungkapnya.

Ia menambahkan, kehadiran Watukosek di NTT, khusunya Kota Kupang sangat membantu, karena pihaknya mampu merangkul generasi muda yang putus sekolah, untuk bergabung dan berkreasi bersama.

  • Bagikan