ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Kasus Kades Di Malaka Dengan Warga Berakhir Damai Di Polisi

  • Bagikan

BETUN,flobamorata.com- Kasus dugaan pencemaran nama baik antara Edmundus Nahak, Kepala Desa Bone Tasea, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka, Provinsi NTT, dengan warganya, yang sempat dilansir dalam pemberitaan di media online, akhirnya berakhir damai di Polsek Weliman.

Dihadapan para penyidik dan Kapolsek Weliman, Oscar Pinto, serta disaksikan oleh para saksi dari kalangan jurnalis, warga dan pihak penyidik, kasus ini berujung damai dan diselesaikan secara kekeluargaan pada Jumat, 5 Juni 2020.

ads

Kasus ini bermula dari informasi yang disampaikan beberapa warga kepada wartawan yang ada di Kabupaten Malaka, terkait dugaan praktek pungutan liar (pungli) yang terjadi pada saat pembagian Bantuan Langsung Tunai yang bersumber dari Dana Desa (BLT DD) beberapa waktu.

Baca Juga :  'Red Boy' Terpilih Jadi Ketua Karang Taruna Adi Sucipto

Di hadapan Polisi, pada kesempatan tersebut, Marselinus Seran Nahak, warga penerima manfaat BLT DD Desa Bone Tasea, yang menjadi nara sumber dalam berita yang dipublikasikan salah satu Media Online mengaku, pada Kamis malam 28 Mei 2020, usai pembagian BLT, salah satu warga bernama Ola, yang ditunjuk sebagai koordinator mendatangi kediamannya untuk meminta uang sebesar Rp. 40 ribu, yang katanya untuk “Uang Siri Pinang” buat Kepala Dusun.

Baca Juga :  Videonya Viral, Pemkab Malaka Akan Periksa Dokter YTHK

Keterangan tersebut kemudian dibantah oleh Ola, yang mengaku bahwa kedatangannya ke kediaman Marselinus dan keluarganya untuk mengambil uang tersebut karena dijanjikan Marselinus sendiri.

Sedangkan menurut Edmundus Nahak, Kepala Desa Bone Tasea, dugaan pungli yang dilakukan oleh aparat dusun tersebut, diluar sepengetahuan dirinya. Namun demikian, tandasnya, usai kasus ini mencuat, dirinya baru mengetahui bahwa ada pemberian sejumlah uang tersebut atas inisiatif warga, sebagai imbalan atas bantuan kepala dusun dalam pengurusan administrasi warga penerima.

  • Bagikan