KUPANG,flobamorata.com- 1 Oktober bagi bangsa Indonesia merupakan salah satu hari yang sakral. Mengapa demikian? Sebab pada setiap tanggal 1 Oktober sejak tahun 1966 selalu dijadikan sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Mengapa dikatakan Hari Kesaktian Pancasila?
Sejarah bangsa mencatat pada 1 Oktober 1965, saat Indonesia menumpas Gerakan 30 September PKI atau G30S PKI, Pancasila sebagai Ideologi bangsa terselamatkan. Maka momentum 1 Oktober setiap tahunnya selalu dikenal sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Tepat dengan momentum Kesaktian Pancasila pada tahun ini, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) melakukan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ke- IV. Tema Rakernas PDI Perjuangan kali ini diangkat berdasarkan konteks Indonesia sebagai negara agraris. PDI Perjuangan melihat potensi dan kedaulatan pangan bangsa wajib untuk dikembangkan dengan baik, maka tercetus tema Rakernas kali yakni “Kadaulatan Pangan Untuk Kesejahteraan Rakyat”.
Guna merumuskan garis program perjuangan partai, maka tema ini sangat sinergis dengan kondisi bangsa saat ini. Dimana sektor pertanian menjadi perhatian serius dari Presiden Joko Widodo selain sektor lainnya. Sebelum masuk pada kegiatan puncak Rakernas sebagai kegiatan internal partai, banyak kegiatan pendahuluan yang disajikan berbentuk pameran dan diskusi ilmiah.
Pameran Pangan Plus 2023 menjadi ajang promosi setiap daerah di Indonesia akan produk maupun komuditi pertanian yang dikembangkan pada daerah masing-masing. Sedangkan diskusi ilmiah dengan format Talk Show menjadi ajang tukar pikiran secara cerdas bagaimana pengembangan potensi pertanian di daerah.
Bupati Malaka, DR. Simon Nahak, S.H, M.H, selaku kader PDI Perjuangan yang hadir dalam acara tersebut, didaulat sebagai pembicara utama dalam ajang Talk Show yang mengambil tema “Diversifikasi Pangan Berbasis Kearifan Lokal”.
Bukan kebetulan dipilihnya Bupati Simon Nahak sebagai pembicara utama. Sebab sebagai Bupati Malaka, Simon Nahak dinilai mampu kembangkan program pertanian dalam konsep Swasembada Pangan. Dimana program ini merupakan bagian dari program kerja Bupati Simon Nahak yang dikenal dengan Program SAKTI sebagai akronim dari Swasembada Pangan, Adat Istiadat, Kualitas, Toleransi dan Tata Kelola, dan Infrastruktur.
Tampil sebagai nara sumber utama, Bupati Simon Nahak dinilai sebagai sosok pemimpin yang sukses mengembangkan brand beras “Nona Malaka” dan kacang hijau khas Malaka “Fore Lakateu”. Dua brand tersebut merupakan program unggulannya dalam mewujudkan Swasembada Pangan di Kabupaten Malaka. Maka bisa dikatakan bahwa Pencetus Ide Soal Program SAKTI Malaka Bicara Tentang Kadaulatan Pangan Dalam Momentum PANCASILA SAKTI.
Dalam Talk Show yang dilaksanakan di Jakarta International Expo [JIEXPO] Jakarta, Minggu, 1 Oktober 2023 pagi, selain Bupati Malaka, DR. Simon Nahak, S.H, MH, hadir juga pembicara lainnya yakni Dr. Ir. Suwandi, M.Si (Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian). Suwandi adalah sosok yang bertanggung jawab dalam menangani perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya.
Dra. Ema Setyawati, Apt, S.Si, ME (Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Pangan Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Ema dinilai berhasil mengimplementasikan program Desa Pangan Aman yang dimonitor melalui aplikasi Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD) dan Emily Sutanto (Wirausaha). Emily adalah seorang wirausaha sosial di bidang pertanian yang telah membantu ribuan petani lokal di Indonesia dan berhasil mengekspor beragam produk pangan lokal dari para petani.
Cerdas Membedah Program SAKTI di Hari Raya Pancasila SAKTI
Bicara soal Program SAKTI Bupati Malaka DR. Simon Nahak, S.H, M.H tentu tidak bisa menghabiskan waktu yang sangat tempo. Butuh diskursus ilmiah yang terus menerus dengan menampilkan gagasan serta ide cerdas. Namun sebagai pemahaman awal dapat kita gambarkan apa itu Program SAKTI Bupati Malaka DR. Simon Nahak, S.H, M.H.
SWASEMBADA PANGAN
Sebagai daerah dengan karateristik yang kaya akan humus dan subur, Malaka tentu sangat bagus bagi sektor pertanian untuk dikembangkan. Bupati Simon Nahak menyadari akan hal tersebut bahwa Malaka memiliki potensi yang sangat bagus. Terbukti dalam kepemimpinan Bupati Simon Nahak yang kerap disapa para sohibnya dengan julukan “Sang Petarung” mampu mengeluarkan dua produk unggulan dengan brand “Beras Nona Malaka” dan Kacang Hijau yang dikenal dengan “Fore Lakateu”.
ADAT ISTIADAT
Program pengembangan budaya yakni Adat Istiadat juga menjadi perhatian serius dari bupati kelahiran 13 Juni 1964 ini. Dirinya getol mempererat tali silaturahmi budaya dalam konteks adat istiadat karena sebagai daerah berbudaya, Malaka memiliki struktur adat, tokoh adat dari setiap desa yang telah berjalan beberapa bulan melalui pelatihan seni kebudayaan, tari dan olahraga. Bahkan untuk para tokoh adat, dirinya memberikan apresiasi dengan insentif yang bertujuan agar merangsang para Tokoh Adat untuk terus melestarikan budaya.
KUALITAS
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.