BETUN,flobamorata.com- Menulis dan bicara soal Dr. Simon Nahak, SH, M.H seolah tidak pernah ada habisnya. Apa yang dilakukan, dikerjakan serta dikonsepkan dalam rumusan kebijakan selalu penuh kejutan.
Mungkin dengan latar belakang nama Simon yang dalam Bahasa ibrani artinya “Tuhan Mendengar”, apa yang dilakukan oleh Bupati Simon Nahak seolah sudah ditakdirkan dan digariskan akan terlaksana dengan baik.
Siapa sangka, setelah dilantik menjadi Bupati Malaka pada April 2021 silam, Simon Nahak bergerak dengan sangat terukur dan teratur. Tanpa grasak grusuk, bahkan jauh dari kesan pencitraan. Dirinya hanya fokus untuk mengurus Rakyat Malaka agar lebih bangkit dan sejahterah lebih baik dari sebelumnya.
Kabupaten Malaka sendiri, merupakan daerah otonomi baru pecahan dari Kabupaten Belu. Kabupaten Malaka yang berada di ujung matahari terbit, memiliki kondisi geopolitik yang sudah mengakar dalam paradigma masyarakat setempat. Kondisi geopolitik di Kabupaten Malaka antara daerah Fehan (Dataran) dengan Foho (Pengunungan), membawa nuansa berbeda dalam kehidupan demokrasi di Negeri Di Ujung Matahari terbit tersebut.
Pemerintahan Bupati Simon Nahak saat ini adalah periode pemerintahan kedua sejak Malaka menjadi daerah otonom. Sebelum Bupati Simon Nahak, Malaka dipimpin oleh dr. Stefanus Bria Seran. Masing-masing pimpinan punya gaya dan cara dalam merumuskan kebijakan.
Demikian pula apa yang dirasakan oleh masyarakat Malaka saat ini. Rakyat di wilayah Foho misalnya, sejak kepepimpinan Simon Nahak sebagai Bupati Malaka sangat apatis. Pasalnya, bagi rakyat di wilayah foho dengan lima wilayah administratif yakni Kecamatan Io Kufeu, Botin Leobele, Malaka Timur, Laenmanen dan Sasitamean, merasa menjadi “anak tiri” dari kadungan yang sama dengan wilayah fehan.
Sejak Malaka berdiri sebagai daerah otonom, Wilayah Foho hanya gigit jari sambil menonton geliat pembangunan yang ada. Seolah jauh panggang dari api, baik itu pembangunan infratsruktur maupun SDM jarang melirik wilayah dengan mayoritas masyarakatnya berbahasa dawan tersebut.
Namun sikap apatis masyarakat Wilayah Foho perlahan sirnah. Di bawah kendali Dr. Simon Nahak, SH, M.H sebagai bupati, pembangunan infrastruktur dan SDM mulai bergeliat. Ibarat kata, Bupati Simon Nahak bagai oase di musim kemarau untuk puaskan dahaga masyarakat Wilayah Foho. Di ujung senja sikap apatis, muncul asa lewat sentuhan tangan dingin Bupati Simon Nahak.
Bahkan Bupati Simon Nahak tanpa tanggung-tanggung langsung bergerak cepat, memperbaiki infrastruktur di wilayah Foho yang kurang diperhatikan selama ini. Bahkan Tahun depan Pemkab Malaka akan mengerjakan tiga unit jembatan yang ada di wilayah Foho. Ketiga jembatan tersebut yakni Jembatan Numponi (Kecamatan Malaka Timur), Jembatan Tualaran (Kecamatan Botin Leobele) dan Jembatan Babahane di desa Wemeda, Kecamatan Malaka Timur.
Ketiga jembatan ini merupakan hasil jerih payah Bupati Simon Nahak, dalam melobi anggaran ke Pemerintah Pusat, melalui Dirjen Bina Marga, Kementerian PUPR. Tidak hanya jembatan, infrastruktur jalan penghubung juga tidak ketinggalan menjadi perhatian serius Bupati Simon Nahak yang kerap disapa “Sang Petarung” oleh para koleganya sesama bupati di NTT.
Untuk tahun 2023 saja, Wilayah Foho kebagian dana sebesar Rp. Rp104.273.900.000,00. Yang bersumber dari APBN dan DAK untuk membangun beberapa ruas jalan poros sebagai urat nadi mobilisasi barang dan jasa.
Jalan-jalan tersebut antaranya, DAK Jalan Non Tematik berjumlah Rp56.976.400.000,00, digunakan untuk membangun ruas jalan Balibo-Raymea Rp36.496.400.000,00 dan ruas jalan Wekfau-Koka-Fatuknutuk Rp20.480.000.000,00.
Selanjutnya, DAK Jalan Tematik sebanyak Rp36.835.000.000,00, digunakan untuk membangun ruas jalan Talimetan-Wehae Rp13.225.000.000,00, Numponi-Uabau Rp9.375.000.000,00 dan Seon-Kaku’un Rp14.235.000.000,00. Berikutnya adalah DAK Transportasi Pedesaan, berjumlah Rp10.462.500.000,00, digunakan untuk membangun Ruas Jalan Desa Umanen Lawalu-Desa Angkaes Rp3.410.000,000,00, Ruas Jalan Desa Weoe-Desa Biris Rp1.627.500.000,00 dan UPT Tniumanu Rp2.325.000.000,00
Wemeda-Babahane-Kaku’un-Bonibais Rp3.100.000.000,00.
Selain pembangunan infrastruktur, pembangunan sektor Sumber Daya Manusia menjadi hal yang diperhatikan oleh Bupati Simon Nahak. Di akhir Agustus 2022 misalnya, Bupati Simon Nahak menggelar acara sambung rasa bersama seluruh guru tingkat PAUD, SD, SMP, SMA hingga Sekolah Tinggi Wilayah Foho di Kecamatan Laenmanen.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.