BETUN,flobamorata.com- Dalam hitungan jam, tahun 2022 akan segera berlalu dengan datangnya tahun 2023. Dalam rentang waktu 365 hari di tahun 2023, tentu sebagai insan yang bernafas di bumi, saya, anda dan kalian mengalami banyak hal dalam hidup. Ada tawa serta serta tangis. Duka berganti suka, sedih berujung canda, baik serta buruk, pahit bahkan manis kehidupan itulah dinamika hidup yang harus dijalani.
Di ujung batas negeri ini, tepatnya di timur gugusan Pulau Timor daerah Kabupaten Malaka, ada satu sosok istimewa yang tentu semua kita kenal yakni DR. Simon Nahak, SH, MH, Bupati Kabupaten Malaka, Provinsi NTT. Sebagai menusia, dirinya juga mengalami dinamika hidup selama tahun 2022.
Bahkan rutinitas Doktor Simon Nahak tentu sangat berbeda, bahkan dibilang lebih padat dan masif dari kita. Maklum dirinya adalah sosok Bupati Malaka saat ini. Bupati Simon Nahak bukan bupati biasa. Dirinya kerap disapa “Sang Petarung” oleh banyak kolega sesama kepala daerah bahkan oleh beberapa sohib dekatnya.
Tulisan saya kali ini, mencoba mengungkap dinamika kehidupan seorang Bupati Simon Nahak, terutama dalam sisi kehidupan politik selama tahun 2022 yang sebentar lagi kita semua akan lewati. Menarik untuk disimak, bagaimana seorang Simon Nahak, “Sang Petarung” bergelut secara politik dalam mengolah dinamika di Rai Malaka, menuju 2023, atau lebih di kenal sebagai “Tahun Pemanasan” menuju tahun politik 2024.
Lao-Zu, seorang filsuf terkenal dari negeri Tiongkok, pernah menulis quote sederhana penuh makna, yakni “ Petarung Terbaik Adalah Petarung Yang Tidak Pernah Marah”. Kalimat yang ditulis oleh Lao sangat sederhana dalam sisi pemaknaan. Sebab bagi Petarung Terbaik, dia dapat dikatakan sebagai sosok hebat apabila bisa menang dalam pertarungan dengan dirinya. Marah merupakan lawan yang sangat berat bagi diri kita untuk dikelolah dalam pertarungan. Apabila bisa kuasai diri kita maka kita bisa melewati musuh seperkasa apapun. Sederhana memang.
Lalu menjadi pertanyaan kritis, pernakah anda melihat seorang Bupati Simon Nahak marah-marah?. Pernah anda menyaksikan Doktor Simon Nahak mencak-mencak dihadapan publik?. Sebagai manusia, tentu Simon Nahak memliki sisi itu, yakni ekspresi marah. Tetapi kemampuan mengelolah emosi dengan baik, hal tersebut tidak nampak di permukaan ketika dirinya sedang marah.
Yang bisa kita saksikan hanya senyum sumbringah dengan disisipi tawa kecil yang tergambar dari mimik suami drg. Maria Martina Nahak, M.Biomed ini. Bupati Simon Nahak akan sangat marah apabila kinerja aparatur tidak mencapai target. Bupati Simon Nahak akan marah apabila ada dana yang diperuntukan bagi rakyat disunat dan dikorupsi oleh pemangku kepentingan. Bupati Simon Nahak akan sangat murka apabila hak masyarakat Malaka tidak disalurkan dengan baik.
Hal ini wajar sebagai seorang pemimpin. Bahkan kalau sebagai manusia dengan pemahaman minim akan menyimpulkan sikap itu sebagai marah-marah. Tetapi bagi kaum rasional, sikap itu wajar sebagai ketegasan seorang pemimpin. Bupati Simon Nahak mampu menguasi batas toleransi emosinya, dengan tapilan senyuman khas beliau. Itulah Petarung, seperti yang ditulis Lao-Zu. Simon Nahak bukan seperti pemimpin kebanyakan yang tersinggung dengan hal sepele, lalu marah-marah, sakit hati dan kecewa kemudian mulai membuat kongsi politik murahan mencari pembenaran.
Tahun 2022 dilewati Bupati Simon Nahak dengan tetap tersenyum syukur atas semua anugerah dan lindungan Sang Pencipta. Kendati sepanjang tahun 2022, peristiwa politik kerap melanda dirinya. Sebut saja, kasus penyegelan beberapa fasilitas pendidikan, sebab Bupati Simon menolak kompromi dengan politik transaksi.
Manusia siapa setegar Simon Nahak, dimaki, dicaci bahkan dihina dengan umpatan oleh rakyatnya, dirinya dengan kepala tegak datang menyapa, diskusi dan mencari solusi. Carut marut kondisi selama sepekan diselesaikan dalam sehari dengan pendekatan humanis. Duduk sebagai keluarga besar menyelesaikan dengan bijak tanpa ada kendala. Itulah “Sang Petarung” yang keluar menantang badai. Kendati Bupati Simon Nahak sadar bahwa kondisi tersebut juga ikut diboncengi oleh lawan politik yang belum move on dalam helatan Pilkada 2022.
Manusia siapa sesabar Bupati Simon Nahak, disaat dia sibuk jalankan aktivitas pelayanan kepada Renu Rai Malaka, dirinya harus menerima perlakukan “Skandal Politik” dari sang Wakil Bupati Lucky Loise Taolin, yang menyatakan dirinya secara terbuka “Pecah Kongsi Politik” dan memilih jalur sendiri untuk berjuang di Tahun 2024.
Bahkan gerakan tersebut sangat masif sampai pendukung fanatik Kim Taolin, Sapaan Wakil Bupati Malaka, harus rela membentuk Group WhatsApp dengan nama “ Kim Lawan Simon”. Sungguh kondisi yang sangat lebay secara politik, apabila memilih bertarung secara terbuka. Pada tataran ini, bagaimana sikap Bupati Simon Nahak?
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.