ATAMBUA,flobamorata.com- Tagline Gubernur dan Wakil Gubernur NTT yakni “Menuju NTT Bangkit Dan Sejahterah” bukan isapan jempol belaka. Bagaimana tidak, pikiran dari Gubernur NTT, Viktor B Laiskodat untuk akselerasi percepatan pembangunan difokuskan pada konsep bangkit dan sejahtera.
Semua daerah di NTT bergeliat, tidak ketinggalan Kabupaten Belu, yang merupakan kabupaten paling timur di bentangan pulau Timor, yang berbatasan langsung dengan Republik Timor Leste ikut bergeliat pula.
Dalam sebuah tugas jurnalistik ke Atambua, akhir Desember 2021, ada sejumlah lokasi potensial yang dikunjungi. Antara lain, Perusahaan Ayam Petelur Lavinci Farm di Desa Tukuneno, Kawasan Food Estate di Rotiklot Desa Fatuketi, juga destinasi wisata air terjun di Desa Dualasi Raiulun.
Perusahaan Ayam Petelur Lavinci Farm di Desa Tukuneno, Kecamatan Tasifeto Barat, memang perlu diapresiasi karena perusahaan tersebut yang sudah berperan memberikan kebutuhan telur bagi masyarakat lokal.
“Terima kasih kepada Lavinci Farm, kami sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih serta rasa hormat ini adalah langkah maju dengan sudah memberikan suplai telur bagi provinsi NTT. Hal ini dapat mengurangi impor telur dari luar NTT,” kata Bupati Belu, dr Agus Taolin.
Menurut dia, ini harus didukung juga agar bagaimana warga bisa kembangkan peternakan. Salah satunya dengan membuat pakan ternak sendiri. “Jangan lagi kita beli pakan ternak dari luar NTT. Kita harus kembangkan industrinya disini. Sejauh ini kita masih beli pakan ternak ke Jawa Rp 1,1 triliun per tahun,” katanya.
Dia menjelaskan, melalui integrasi Dinas Pertanian dan Dinas Peternakan agar bagaimana Program TJPS itu terus dilaksanakan dengan baik sehingga dapat menghasilkan juga pakan ternak. “Kita harapkan juga hasil pakan ternak dari TJPS dengan perhitungan 1 Ha untuk menghasilkan 7 ton juga dapat digunakan untuk perusahaan Lavinci Farm ini,” jelas dia.
Manager Lapangan Lavinci Farm
Chintya Ivanna Joyo menjelaskan, pihaknya ingin mewujudkan pemenuhan kebutuhan telur segar bagi masyarakat. “Awalnya kami mulai farm ini dengan 4.000 ekor ayam petelur dan berkembang hingga hari ini menjadi 21.000 ekor dengan produksi 16.700 butir per hari,” jelasnya.
Kata dia, pihaknya juga betharap bisa produksi pakan sendiri sehingga bisa menekan biaya produksi. “Kami juga ingin memenuhi kebutuhan di luar Kabupaten Belu serta kami mohon bantuan Bapak Bupati Belu dan Gubernur untuk mau membantu agar kami bisa mendapatkan izin ekspor ke Timor Leste,” harap Ivanna.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.