ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Jeriko, Sang Penyelamat Demokrat

Avatar photo
Reporter : ADMINEditor: ADMIN
  • Bagikan

Namun, dari materi visi-misi dan program yang sempat saya baca, Jeriko menguraikan secara detail apa saja yang telah dan akan dilakukan untuk membesarkan Partai Demokrat di NTT. Agenda besarnya adalah memenangkan AHY sebagai presiden.

Saking detailnya program tersebut, ia sudah membuat hitung-hitungan anggaran yang harus dikeluarkan untuk kampanye pileg, pilkada hingga pilpres, mulai dari operasional, kesekretariatan, alat peraga kampanye, termasuk pendidikan politik secara berjenjang. Dan, luar biasanya, anggaran miliaran itu tak dibebankan sendiri kepada para calon, tapi sebagai ketua DPD ia siap membantu mengalokasikan anggaran. Ini demi kesuksesan Partai Demokrat di tahun 2024, setelah pada pemilu 2019 lalu Demokrat dinilai gagal secara nasional akibat langkah politik yang salah.

ads

Namun, pada akhirnya AHY memutuskan lain. Publik pasti bertanya apa pertimbangan AHY? Hanya AHY, Sekjen dan kepala BPOKK yang tahu. Mereka yang memutuskan. Lalu AHY menandatangani SK.

Sejak Musda Oktober lalu, Jeriko menyerahkan sepenuhnya kepada ketum AHY untuk memutuskan. Ia bahkan melarang keras pendukungnya untuk membuat keributan. Semua harus tenang. Biarlah ketum AHY yang memutuskan. Kalau masih dipercaya ya syukur. Kalau tidak pun syukur.

Yang paling penting, kata Jeriko, adalah ia sudah berbuat untuk Demokrat. Ia telah melaksanakan tugasnya sebagai ketua DPD selama 5 tahun. Dan, bahkan, ia sudah berkontribusi bagi Demokrat sejak tahun 2004, ikut memenangkan SBY sebagai presiden dua kali, menyukseskan AHY sebagai ketua umum Partai Demokrat dan memenangkan AHY melawan Moeldoko Cs. Tak terkecuali memenangkan Demokrat di NTT pada pileg 2009 lalu dengan meraih 2 kursi DPR RI dari dapil NTT 2. Dan juga mempertahankan kursi DPR RI pada pileg 2014, walaupun Demokrat saat itu dihantam berbagai isu tak sedap akibat tidak mendukung Jokowi. Setelah pada tahun 2017 Jeriko terpilih menjadi wali kota, kursinya diduduki oleh Anita Gah.

Baca Juga :  PDI Perjuangan Malaka Siap Menangkan Paket SBS-WT

Pendukung Kecewa

Banyak pendukung Jeriko kecewa. Mereka sampai membawa atribut Demokrat lalu membakarnya di depan kantor DPD Partai Demokrat. Bendera-bendera Demokrat di kantor itu juga ikut dibakar. Mereka kecewa karena harapan mereka untuk kebesaran Partai Demokrat di NTT itu sirna seiring keputusan AHY. Keputusan yang dinilai tidak berdasarkan pertimbangan yang fair dan tidak demokratis.

Apalagi, sejak awal memang, sosok Jeriko ini sudah diserang habis-habisan oleh kubu Leo Lelo yang dibekingi dua anggota DPR RI Benny Kabur Harman (BKH) dan Anita Gah. The man behind the gun inilah yang makin membuat panas internal Demokrat NTT. BKH memang tidak lagi mendapat respect dari sejumlah kader Demokrat, karena pernyataan-pernyataannya yang sering menjadi kontroversi di publik membuat banyak orang tidak menyukai Partai Demokrat, khususnya di NTT. Sebagai bukti Demokrat yang beberapa kali mencalonkan BKH di pilgub selalu kalah. Selalu peringkat buntut. Suara BKH di pileg pun terus tergerus.

Baca Juga :  SBS – WT Optimis Menang 80 Persen Di Pilkada Malaka

Sikap BKH dan Anita yang nekat turun gunung inilah yang ikut membuat arena Musda Demokrat NTT ramainya bukan main. Entah agenda apa yang sedang disetting dua politisi Senayan ini. Belum ada yang tahu. Yang pasti keduanya menjadi aktor utama suksesor Leo menjadi ketua DPD Demokrat NTT.

Lagi pula, konon kabarnya, BKH menyatakan akan mundur dari Demokrat jika AHY memilih Jeriko namun bukan Leo yang menjadi sekretarisnya (jika salah silakan diklarifikasi). Karena sikap kompromistis seperti inilah yang membuat Jeriko menolak. Ia lebih baik mundur terhormat daripada bekerja sama dengan mereka yang tidak sejalan dan sepemikiran.

AHY Menabur Angin

Ketum AHY mungkin merasa jumawa telah mengalahkan Moeldoko Cs. Ia sudah merasa aman dan nyaman. Kursinya sudah tak bisa digoyang lagi. Hingga akhirnya keputusan-keputusannya begitu kontroversial.

Baca Juga :  Fraksi Demokrat DPRD NTT Berikan Sentuhan Kepada Anak Yatim Piatu

Setidaknya itu tergambar dari Musda Demokrat di beberapa daerah. Ketua-ketua DPD yang selama ini berada di garis depan mempertahankan kekuasaan AHY di Demokrat justru dikhianati. Sebut saja di Lampung, Riau dan NTT.

Di Lampung, AHY lebih memilih kakak kandung politisi Demokrat Andy Arief, yakni Edy Irawan Arief sebagai ketua DPD Demokrat Lampung lalu mencampakkan sang petahana yang sejak awal berjuang keras untuk keutuhan Partai Demokrat di Lampung, yakni M. Ridho Ficardo.

Begitu juga di Riau. AHY mencopot Asri Auzar dari jabatan sebagai Ketua DPD Demokrat Riau pada akhir November 2021 lalu, padahal masa jabatannya baru akan berakhir tahun 2022. AHY lalu menggelar musda. Agung Nugroho lalu terpilih secara aklamasi lalu disahkan oleh AHY.

Jadi, selain NTT, aksi protes para kader Demokrat sebelumnya sudah terjadi di daerah-daerah tersebut. Bahkan tak sedikit yang sudah menyatakan mundur dari Partai Demokrat. Bibit perpecahan mulai muncul dari daerah. Menarik menanti keputusan-keputusan AHY selanjutnya untuk beberapa daerah lainnya. Semoga angin yang ditabur tidak lekas menjadi badai.

Oleh : Yan Piter Lilo (Simpatisan Partai Demokrat NTT)

 

  • Bagikan