ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Legacy Simon Nahak Untuk Masyarakat Foho

Avatar photo
Reporter : JEFFRY LEONARDO TAOLINEditor: ADMIN
  • Bagikan

Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, SH, MH, memberikan presentasi soal kebutuhan biaya pembangunan empat jembatan di Kementerian PUPR. [sumber;davidximenes]
Kegiatan ini memberikan bukti bahwa Bupati Simon Nahak datang langsung bertemu para guru, guna melakukan diskusi untuk menerima masukan akan kondisi pembangunan sektor Pendidikan, sebagai fondasi primer dalam menentukan kebijakan pembangunan di bidang sumber daya manusia. Alhasil, berbagai kebijakan siap dirumuskan dan akan dieksekusi pada tahun 2023 nanti.

Selain soal sektor Pendidikan sebagai fondasi pembangunan SDM, kabar teranyar yang sudah mendapatkan konfirmasi verifikasi yakni soal jabatan Sekda Kabupaten Malaka yang akan dipegang oleh Ferdinand Un Muti, yang merupakan sosok representasi dari warga Wilayah foho. Penunjukan Ferdinand Un Muti merupakan langkah berani dari seorang Bupati Simon Nahak.

ads

Mengapa demikian? Berbicara soal geopolitik Kabupaten Malaka, tentu berbicara soal pembagian kekuasaan adil dan merata. Dimana Bupati Simon Nahak sebagai merupakan sosok yang mewakili Wilayah Dapil 2, dengan Wakil Bupati, Loise Lucky Taolin mewakili Wilayah Dapil 3, selayaknya sosok Sekda Kabupaten Malaka harusnya orang yang berasal dari Dapil 1.

Baca Juga :  Kades Nanin Tegaskan Tidak Terlibat Politik Praktis

Tetapi bagi Bupati Simon Nahak, dirinya memiliki keputusan yang berbeda. Lagi-lagi Dapil 3 menjadi wilayah perhatian yang sangat serius. Bahkan bagi masyarakat Wilayah 3 oleh Bupati Simon Nahak terkesan dimanjakan.

Sikap ini bertolak belakang dengan sikap dan keputusan para bupati di daerah lain. Seperti kita ketahui, pilkada langsung cenderung membuat bupati terpilih tidak akan melirik daerah yang memberikan kontribusi kecil dalam perolehan suara. Tetapi hal ini berbeda dengan Bupati Simon Nahak. Wiilayah 3 atau Wilayah Foho dimana Bupati Simon Nahak dan Kim Taolin kalah telak justru mendapat perhatian lebih bahkan dianak emaskan oleh “Sang petarung”.

Sikap ini tentu membuat seluruh masyarakat Wilayah Foho harus merubah cara berpikir dan menilai suami dari drg. Maria Martina Nahak, M. Biomed mulai saat ini. Sangat naif kalau kita menilai bahwa Bupati Simon Nahak antipati terhadap kita. Sangat takabur dan pongah juga kalau kita beranggapan Bupati Simon Nahak anak tirikan masyarakat Wilayah Foho.

Baca Juga :  Ketua DPRD Malaka Ajak Masyarakat Dukung Bupati Terpilih

Menurut Bupati Simon Nahak dalam kesempatan wawancara dengan penulis mengatakan, bahwa semua pembangunan harus dilakukan berdasarkan sikap adil dan merata. Bekerja dengan hati yang tulus untuk kepentigan masyarakat.

“ Pertimbangan berdasarkan rasa kemanusiaan yang adil dan beradab. Pemabangunan itu harus adil dan merata, berdasarkan ideologi Pancasila sebagai falsafah hidup bernegara. Bertindak dan berbuat baik untuk kepentingan masyarakat baru kita bicara soal lain,” ungkapnya.

Bupati Simon Nahak, penulis sebagai representasi dari masyarakat Wilayah Foho tentu tidak bisa sekedar berucap terima kasih atas perhatian ini. Misalkan ada kata yang lebih tinggi maknanya dari sekedar terima kasih, tentu saya, kami dan mereka akan ucapkan kata itu sebagai bentuk apreasiasi yang tinggi terhadap dirimu.

Bupati Simon Nahak, kehadiran anda dengan geliat pembangunan di Wilayah Foho, tentu merupakan deskripsi dari sosok pemimpin yang berbesar hati. Kendati sumbangsih kami kurang dalam Pilkada 2020 kemarin lewat perolehan suara, kamu dengan jiwa besar datang dan melayani kami tanpa menuntut balas jasa.

Baca Juga :  Pasien Covid-19 Malaka Jalani Isolasi Di RSPP Betun

Bupati Simon Nahak, Legacy yang kau berikan di awal kepemimpinan mu ini, tentu akan kami kenang dan kami manifestasikan dalam sebuah sikap. Bagaimana kami akan merawat dengan baik, kemudian menjadikan kisah yang inspiratif untuk diceritakan kepada anak cucu kami bahwa,  “Pernah ada Anak seorang Petani Tembakau yang menjadi Bupati Malaka, Yang Sangat Cinta Terhadap Kita Masyarakat Di Wilayah Foho”.

Bupati Simon Nahak, kami mohon maaf ternyata kami sudah salah menilai dirimu selama ini. Mulai sekarang kami akan menjadi saudaramu, bukan “musuh politikmu”. Kamu mengajarkan kami soal bagaimana harus iklas. Bagaimana pula harus berjiwa besar dan rendah hati. Kamu mengajarkan kami bagaimana mengasihani musuhmu. Bahkan kamu tidak marah, disaat kami memberontak untuk tidak lagi mendukung kamu, saat kami mulai putus asa.

Bupati Simon Nahak, terima kasih “ Sang Petarung”.

Oleh : Jeffry Leonardo Taolin, Wartawan Asal Kecamatan Io Kufeu, Kabupaten Malaka Tinggal Di Kupang

 

  • Bagikan