Wow,, Artinya memang Bidu adalah hobi dirinya sejak kecil. Pantas saja, gerakannya begitu lugas, mahir dan terlihat indah. Ternyata tidak ada arahan koreografer bagi dirinya untuk menari bidu. Semua berjalan secara alami, karena alah bisa karena biasa.
Selain sebagai hobi, menurutnya, Bidu adalah simbol budaya orang Malaka. Sebagai rakyat Malaka, kita wajib menjaga kelestarian budaya, dengan memberikan contoh kepada masyarakat akan pentinya mencintai budaya dan menjaganya untuk tetap abadi.
“ Semua jenis budaya daerah kita perlu dijaga dan dilestarikan. Bahkan bila perlu ditampilkan setiap saat dalam acara-acara formal maupun non formal agar bisa dikenal oleh seluruh dunia. Bukan hanya Bidu, tetapi Likurai serta Tala harus terus dilestarikan pula,” pesannya.
Bidu sendiri adalah Tarian yang dalam kehidupan masyarakat Malaka. Bidu disuguhkan untuk menghibur hati yang resah dan gelisah serta kecewa. Bahkan ketika raja atau tamu ataupun para pejabat suatu daerah yang berkunjung selalu menggunakan Bidu sebagai tarian pengatr siri pinang.
Adapun gerakan Tari Bidu terdiri dari gerak Leak Liman (Lambaian Tangan), Gerak Feur Izin (Memutar Badan), Dan Gerak Foti Ain (Gerakan Mengangkat Kaki). Dan gerakan ke muka dilakukan dengan mengangkat sebelah kaki dan kemudian disusul dengan kaki lainnya. Badan bersikap tegap, gerakan tangan penari pria menggenggam dan membuka berulang kali, penari wanita menggerakkan lengannya, kepala dimiringkan ke kiri lalu kembali tegak seirama dengan gerakan kaki.
Tarian Bidu Bupati Simon Nahak, tentu dilakukan secara suka cita dengan riang gembira. Selain rasa cinta akan budaya, dirinya tentu mau menghibur setiap insan yang mungkin hari-hari ini sedang dirundung rasa kecewa, putus asa, sedih dan kalut. Sesuai dengan semangat tarian bidu tadi, ya untuk menghibur dengan gembira.
Bupati Simon Nahak sudah memberikan contoh bagaimana sikap sebagai seorang pemimpin untuk menjaga, mencintai dan melestarikan budaya daerah. Lalu, bagaimana dengan anda, saya dan kita? Tentu, hanya dengan Bidu kita bisa bersuka cita tanpa sedih. Hanya dengan Bidu kita bisa lega tanpa harus kecewa. Hanya dengan Bidu kita bisa bersatu sebagai Renu Rai Malaka, tanpa adanya konflik kepentingan politik. Hanya dengan Bidu, walau kita berbeda ranjang, tetapi memiliki mimpi yang sama soal Kabupaten Malaka kedepan. ****
Penulis : Jeffry Leonardo Taolin, Jurnalis www.flobamorata.com
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.