ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Sang Petarung Itu Bernama Simon Nahak

Avatar photo
Reporter : JeOtEditor: ADMIN
  • Bagikan

Seperti biasa, dengan sangat berkelas Bupati Simon Nahak tidak menanggapi hal tersebut. Bahkan seribu satu alasan dicari lawan untuk menggiring agar dirinya mengeluarkan pernyataan politik. Namun Bupati Simon Nahak tetap fokus mengurus Rakyat Malaka, melobi anggaran ke pemerintah pusat. Bahkan terlalu baik sikap Bupati Simon Nahak, kendati “Ditikung” oleh Kim Taolin di tengah jalan tidak membuat dirinya lantas kecewa. Bagi Bupati Simon Nahak, semua terlihat baik dan biasa-biasa saja.

Setelah melewati soal tersebut, kembali Bupati Simon Nahak diuji secara politik dengan isu “Masuk Angin”, diksi yang dipakai oleh salah satu Anggota DPRD Malaka, dalam meberikan kritikan kepada Bupati, yang berujung viral di beberapa media daring. Kembali Bupati Simon tanggapi dengan sangat biasa tetapi cerdas.

ads

Dirinya tetap diam. Dirinya hanya fokus pada penuntasan program kerja yang tercover dalam visi misi. Bahkan menuju akhir tahun, beberapa janji kampanye yang disampaikan berhasil direalisasikan satu persatu. Dirinya terus beraktivitas, tanpa harus peduli dengan “Angin Jamak”. Bahkan bag Elang, dirinya kepakan sayap datang menjemput badai dengan santai. Lalu isu itu hilang sendirinya bagai diterpaangin sepoi – sepoi yang memicu rasa ngantuk.

Baca Juga :  Melawat Ke KKP Bupati Simon Nahak Paparkan Potensi Kelautan Malaka

Tahun 2023, Saatnya Pemanasan

Bagaimana konstelasi politik di tahun 2023?. Jawabannya akan semakin panas dengan dinamika. Bupati Simon Nahak bukan tidak memprediksikan hal ini. sebagai Sang Petarung, dirinya sudah paham akan venue gelanggang politik di tahun 2023. Apa sebabnya? Kondisi menuju tahun pemanasan, diselingi dengan Pilkades serentak. Kondisi politik desa berimbas pada konstelasi tahun politik di 2024. Sebab beberapa kepentingan sudah terkooptase dan dikapling dalam Pilkades serentak kemarin.

Lalu bagaimana sikap Bupati Simon Nahak?. Yang pasti sudah bisa ditebak apa yang akan dilakukan oleh dirinya. Fokus dirinya akan tetap pada pelayanan sebagai seorang bupati. tunaikan janji dan program yang dikampanyekan dan sukseskan semua program pro rakyat. Bagi Bupati Simon Nahak, seiingat saya, dirinya selalu bicara soal hari ini buat apa, saat ini kerja apa. Bukan duduk kungkow sambil bermimpi. Itu bukan gaya sang petarung. Ibarat kata, “Bicara soal Johar ya harus Pohon Johar, bukan Bicara soal Johar merembet ke Jati”. Artinya semua ada saatnya. Saatnya pasti semua akan fokus.

Baca Juga :  SBS-WT Di Antara "Lautan Manusia"

Bahkan dirinya sadar bahwa intensitas serangan politik terhadap dirinya akan semakin kencang dan tinggi. Namun bukan Simon Nahak kalau tidak bisa menemukan solusi. Dirinya memiliki banyak jurus penangkal sebagai “Sang Petarung”. Dirinya memiliki “Teknik kuncian politik” bagi setiap lawan. Bahkan dirinya mampu melesatkan “tendangan putar” di sudut sempit kepada lawan politik tanpa mereka sadari.

Namun bagi lawan politik, sikap jumawa dan pongah seolah menutup mata mereka. Mereka terlihat percaya diri walau sebatas hanya kumpul sambil nyanyi-nyanyi dalam biarama yang terkesan fals, kemudian bermimpi untuk menjadi petarung. Mereka lupa, bahwa seorang Simon Nahak sudah tahu bagaimana caranya untuk menang.

Sebagai Sang Petarung, dirinya kerap teruji dalam setiap pertandingan. Peryataan ini bukan tanpa alasan. Fakta telah membuktikan bahwa dirinya datang hanya beberapa bulan jelang Pilkada 2022, berjuang, yakinkan Renu Rai Malaka, bertarung dan menang. Artinya bahwa sebagai Sang petarung, dirinya sudah hafal jalan menuju kemenangan.

Baca Juga :  Desa Kateri Salurkan BLT DD Lewat Rekening Bank

Tahun 2023 merupakan tahun pemanasan menuju tahun politik di 2024. Bagi Simon Nahak, persoalan pelayanan rakyat malaka akan terus menjadi fokus perhatian. Dirinya akan terus membangun Malaka dengan janji dan program kerja. Tanpa pilih kasih, semua daerah baik itu foho dan fehan diperlakukan sama. Rakyat tidak butuh sengkarut politik di tingkat elit. Bagi mereka dilayani secara maksimal adalah sebuah garansi politik nantinya.

Bagi rakyat Malaka, melihat Bupati Simon Nahak dan Bunda Maria Martina Nahak terus melakukan pelayanan adalah garansi politik tanpa mahar. Bagi kami Rakyat Malaka, senyum Bupati Simon Nahak dan ramahnya sikap sang istri akan sangat menyejukan batin dengan damai. Bagi kami Rakyat Malaka, dukungan kepada Bupati Malaka dalam menyukseskan pembangunan di Malaka dalah hal yang tidak bisa ditawar. Bagi kami rakyat Malaka, Sang Petarung itu tetap Bernama Simon Nahak.****

Penulis : Jeffry Taolin, Jurnalis Asal Malaka

  • Bagikan