Dalam perarakan penutupan bulan Maria pada 31 Oktober 2022 lalu, Bupati Malaka, Dr Simon Nahak, SH, MH, mendapatkan kesempatan pertama untuk memanggul dan mengusung patung Bunda Maria. Didampingi para Staf Ahli Bupati serta Asisten, mereka mengarak Ina Nain Feto Malaka mulai dari Aula Dekenat Malaka hingga halaman depan Gereja Maria Fatima Betun, yang selanjutnya diusung secara bergilir oleh perwakilan paroki se-Dekenat Malaka.
Arca Ina Nain Feto Malaka tersebut akan ditakhtakan di Gua Lourdes Tubaki Betun. Prosesi itu juga merupakan perayaan Perarakan Besar memperingati Bulan Rosario bagi seluruh umat Katolik di Dekenat Malaka yang dirayakan setiap dua tahun sekali. Belasan ribu umat katholik tumpah ruah di seluruh jalan. Mereka memanjatkan doa serta devosi kepada Bunda Maria.
- Simon Nahak, SH, MH, kendati sebagai sosok pemimpin nomor satu di Rai Malaka, dia tidak pongah dan berbangga diri. Dirinya merendahkan diri, menjatuhkan diri di tempat paling terendah, menegadah dan bersimpuh di bawah Sang Khalik melalui kaki Bunda Maria. Sebagai manusia, Bupati simon Nahak dirinya hanya terbentuk atas seonggok daging dan sebongka tulang yang rapu. Jiwanya selalu memuji Bunda Maria sebagai bunda segala jiwa umat Katholik.
Siapa Simon Nahak? Dirinya hanyalah manusia biasa yang lahir dari pasangan petani miskin di Malaka. Namun dalam perjuangan hidup, dirinya selalu berjalan dengan mengandalkan Tuhan sebagai sang pencipta. Tanpa henti doa dipanjatkan, pujian dilantunkan oleh suami dari drg. Maria Martina Nahak, M.Biomed.
Sebab bagi Bupati Simon Nahak, jabatan yang diemban hanyalah titipan belaka dari sang pencipta. Dukungan rakyat dan restu Tuhan yang membuat dirinya bisa berada pada posisi ini. Lantas apakah Simon Nahak bangga? Tentu tidak.
Peristiwa perarakan pantung Bunda Maria dalam panggulan Bupati Simon Nahak, ingin membuktikan bahwa dirinya sebagai bupati dan manusia masih jauh dari kata sempurna. Dengan berserah diri di kaki kudus Bunda Maria, dirinya hanya menyerahkan seluruh karya dan kerja kepada empunya kehidupan.
Bagi seorang Simon Nahak, dirinya harus mampu menjadi bupati yang bisa menantang badai, menerjang angin dan melindas gelombang tanpa harus takut. Sebab di belakang dia ada dukungan rakyat Malaka dan lindungan Bunda Maria dalam sebait doa dan senandung pujian Ave Maria yang sering dilantunkan oleh “Sang Petarung”, sapaan lain Doktor Simon Nahak dalam setiap tarikan nafasnya. [Jeff Taolin]
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.