ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Topik : 

Seporsi Ayam Rica Bersama Bupati Malaka

Avatar photo
Reporter : JEFFRY LEONARDO TAOLIN
  • Bagikan

Bahkan untuk menu makan siang tersebut, Bupati Simon Nahak tidak egois dan intimidatif terhadap saya, Adi Bere sang sopir serta ajudan pribadinya. Dirinya menawarkan kepada saya untuk memesan menu lain. Tetapi bagi saya, apa yang dipesan Bupati Simon Nahak adalah menu terbaik, yang patut saya dukung dengan komitmen tinggi untuk sama sama menikmati santap siang tersebut.

Saya tidak serakah untuk meminta menu alternatif, atau mencoba mengatur Bupati Simon Nahak untuk melayani saya dengan menu kesukaan saya. Tentu kalau saya bersikap seperti itu, maka saya mungkin salah satu sosok yang tidak punya cukup malu untuk duduk semeja dengan beliau. Sangat naif kalau memesan menu lain, sedangkan Ayam Rica-Rica sudah memberikan rasa yang komplit.

ads

“ Maaf pak Bupati, saya belum tergoda dengan menu lain selain menu yang sudah dipesan!”. Demikian jawaban saya atas tawaran Bupati Simon Nahak.

Baca Juga :  Bunda PAUD Malaka Ajak Masyarakat Perkuat Fondasi Hak Anak

Setelah menikmati menu makan siang, kami berdua berdiskusi dengan akrab. Mulai dari konsep dirinya membangun Malaka dengan mengelolah sumber daya yang ada, hingga pesan moral seorang bapak kepada anak. Semua yang diwejangkan Bupati Simon Nahak, terutama soal bagaimana menikmati hidup, adalah referensi spirit yang baik untuk saya kedepan. Spirit dan motivasi yang diberikan, seolah menambah energi saya dalam menikmati hidup besok hari.

Dalam pandangan saya, Bupati Simon Nahak bukan sosok yang senang curhat. Bukan pula sosok yang selalu mengumbar rasa kecewa dan sakit hati kepada publik. Itulah idealnya seorang pemimpin. Pemimpin yang baik, harus memberikan spirit dan motivasi kepada kepada rakyatnya. Pemimpin yang baik harus memberikan rasa nyaman dan damai bagi rakyatnya.

Baca Juga :  Alfred Klau: MK Adalah Jalur Hukum Paling Baik Dalam Sengketa Pilkada

Jangan jadi pemimpin yang lebay, baper, serta membuat polemik atas nama rakyat, tetapi ujungnya untuk kepuasan politik pribadi. Dalam diri Bupati Simon Nahak, hal tersebut tidak nampak. Seandainya Bupati Simon Nahak senang curhat, bahkan umbar rasa kecewa di publik, lantas curhatan rakyat Malaka harus didengar oleh siapa kalau pemimpin sudah memberikan contoh demikian?.

Diamnya Bupati Simon Nahak saat ini, bukan berarti dirinya terlena. Dirinya tetap fokus dan stay on the track dalam tugas pelayanan dan pemerintahan, guna membawa Malaka lebih baik dari hari kemarin. Sebagai Bupati Malaka, Simon Nahak bukan Super Man. Dirinya tetaplah manusia, yang tentu jauh dari kata sempurna. Tetapi dengan sikap optimis yang kuat, dirinya wajib membangun Malaka dengan baik, benar dan cerdas demi kesejahteraan Renu Rai Malaka.

Sikap Diam Bupati Simon Nahak secara politik saat ini, tentu memunculkan spekulasi dimana-mana. Bahkan lawan-lawan Simon Nahak, harus memutar otak untuk menemukan jurus ampuh guna menyerang Simon Nahak secara politik. Tetapi Bupati Simon tetap diam dan menikmati riak riak politik di luar sana tanpa terpengaruh. Diamnya Bupati Simon Nahak, sebagaimana diamnya dalam menikmati makan siang dengan seporsi menu Ayam Rica-Rica saat itu, sambil mendengar riak-riak ombak di bibir pantai Restoran Suba Suka.****   

Baca Juga :  Sadio Mane, Kisah Sepatu Koyak Dan Celana Pendek

Oleh : Jeffry Taolin, Wartawan Asal Kabupaten Malaka, Tinggal Di Kota Kupang

 

  • Bagikan