Dalam sebuah kesempatan wawancara dia katakan kecewa dengan kebijakan pemerintah. Namun di lain pihak setelah dikonfirmasi oleh wartawan lain dia kemudian katakan bahwa tidak pernah merasa diwawancara, bahkan dia tidak mengeluarkan pernyataan demikian. Siapa yang salah?
Bagi saya yang juga seorang jurnalis, berdasarkan pengalaman tentu nara sumber demikian saya akan hilangkan dalam konsep rencana liputan saya. Kalaupun terpaksa, maka saya akan pakai prinsip Cover Both Side atau Cover All Side untuk menguji pernyataan nara sumber dengan pihak yang disebut dalam pernyataannya yakni pemerintah Kabupaten Malaka. Bukan asal rekam, tulis, langsung terbitkan menjadi sebuah produk news.
Lebih fatalnya lagi, Yohanes Mauk sebagai nara sumber yang dipakai bersama oleh beberapa media hanya sisa ganti judul dan angle dalam sebuah tayangan di akun youtube “FoxMedia” channel [Link : https://www.youtube.com/watch?v=OQtSkv3MC9Y&ab_channel=FoxMedia] melakukan kritik terhadap pemerintah kemudian ujung-ujungnya tampil bersama politisi PKB dan saling puja-puji.
Ironis memang memang kalau kerja jurnalistik hanya sekedar untuk mencari kepuasaan sesaat penulis. Prihatin dengan Yonahes Mauk. Sebagai petani dengan minim pengetahuan akan lika liku dunia jurnalistik harus apes dengan menjadi “Objek Pemuas” isu dalam kerja-kerja jurnalistik.
Saya kemudian teringat dengan sebuah ungkapan sederhana “Kalau Orang Tidak Bisa kendaliin Kamu Lagi, Dia Akan Berusaha Untuk Mengendalikan Persepsi Orang Tentang Kamu”. Mengapa demikian? Saya kemudian teringat pula dengan beberapa teman dan kenalan saya di berbagai daerah yang nota bene dulu sebagai tim sukses, tim media bahkan corong paslon yang didukung setelah menang kini berbalik menjadi lawan.
Tidak heran prilaku demikian. Bahkan tidak kaget akan kondisi tersebut. Kadang hal yang paling membuat kita lari dan berpaling disebabkan oleh permintaan aneh-aneh kita yang tidak diakomodir. Bahkan terkesan rewel atau palese dalam istilah bahasa Kupang. Lalu merasa paling berjasa kemudian pergi tanpa pamit sembari membangun persepsi dramatis guna menarik minat. Itulah manusia dengan segala macam persepsi dan tingkah laku.
Tuntaskan Hingga 2024
Tahun 2024 di depan mata. Pertarungan politik akan semakin menarik menuju 2024. Sebab dengan sistem baru semua tahapan pemilu dilakukan serentak baik legislatif maupun presiden hingga kepala daerah, tentu akan menjadi pesta yang menarik.
Bagi para calon petahana saat ini tentu juga dengan Malaka, kerja cerdas, tuntas dan berujung indah tentu menjadi hal wajib dilakukan kendati penuh onak dan duri. Bagi Bupati Simon Nahak, saat ini yang dilakukan hanya terus bekerja melayani rakyat Malaka menuju satu fase kehidupan yang lebih baik. Bahwa kritik kerap melanda adalah biasa. Bahwa nyinyiran terus mendekat juga hal biasa.
Dirinya akan terus bekerja hingga ujung purna tugas periode pertama sebelum maju bertarung menuju periode kedua. Saat lawan-lawan politik mencari lapak untuk diskusi siapa dengan siapa dan dari partai mana, Bupati Simon Nahak kerap habiskan waktu untuk melihat perkembangan Program SAKTI di masyarakat.
Saat lawan politik sibuk curhat mencari rumus politik untuk guna mengemas isu untuk downgrade kompetitor mereka, Bupati Simon Nahak terus berjalan melayani keluhan masyarakat dengan berikan solusi cerdas. Bahkan saat lawan mulai keluarkan pernyataan untuk ganti Bupati Simon Nahak, dirinya hanya tersenyum sambil menikmati hidangan dengan karbohidrat dan protein tinggi dari beras Nona Malaka dan Fore Lakateu.***
PENULIS, JEFFRY TAOLIN (Rakyat Malaka Tinggal di Kupang)
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.